Dimas : tahun 1999-2005, berawal dari 6 tahun di sekolah dasar yang sama tapi tidak pernah bertemu. kemudian di tahun 2006 dipertemukan lagi di smp yang sama, pertama kali melihat anak perempuan yang bernama ragizel putri khasandy, she looks different than any other girls in our class. aku beberapa kali mencoba untuk bicara dengannya, dengan segala kekurangan yang aku miliki, memberanikan diri bukanlah suatu hal yang mudah dan aku tau bahwa saat itu aku hanyalah seorang anak kecil yang tidak mengerti apa itu rasa menyukai lawan jenis. singkat cerita, aku pindah sekolah dan domisili dan tidak pernah bertemu lagi selama 15 tahun. lalu sekitar tahun 2014 aku mulai follow account instagramnya, seorang anak perempuan yang kini sudah beranjak dewasa. rasa keberanian yang ada dalam diri tidak berubah banyak, karena anak perempuan ini mengetahui aku dalam kondisi kecilku yang membuatku insecure untuk sekedar menyapa, dan say hai. 17 November 2017, aku memberanikan diri untuk reply stor
SABANG! Tidak pernah menyangka sih bakal sampe ke kota ini, karena kan : 1. Jauh 2. Mahal tiketnya 3. Engga pernah kepikiran Tiba-tiba, bulan September 2018 kemarin dikasih kesempatan untuk bisa pergi ke Sabang. Awalnya sebenernya ke Aceh aja, tapi kakak ngajakin juga ke Sabang, yaudah kita ngikut aja kan ya hehehehe Aku sama mama ambil flight dari Jogja, transit di Jakarta, baru deh ke Aceh, kalau ga salah sampe Aceh jam 9.39 malem, terus langsung ke Hotel Hermes Palace. Jalan-jalan dimulai besok paginya, pagi itu kita mulai dengan pergi ke Masjid Baiturrahman yang adalah ikon provinsi Aceh, habis itu jalan-jalan naik bentor (for the first time naik bentor, excited banget jadinya!! 😁) ke Museum Tsunami, PLTD Apung, Kapal yang ada di atas rumah (efek tsunami Aceh) dan juga jalan-jalan ke rumah khas Aceh, paling penting adalah cobain kuliner khas Aceh yaituuu Canai Mamak. Waktu masuk ke Museum Tsunami, bener-bener, feelnya sedih banget, apalagi waktu masuk ke Sumur Doa. Sumur D